Politik Kampus Sehat untuk Kampus dan Negara Sehat

Politik merupakan kendaraan yang di gunakan seseorang atau kelompok untuk memperoleh atau medapatkan apa yang di cita-citakan. Dalam artian, politik adalah cara untuk mencapai sebuah tujuan yang di rencanakan. Kata politik memiliki berbagai macam persepsi dari setiap orang yang mendengarnya, persepsi itu dapat di bagi menjadi persepsi positif dan persepsi negatif, masing-masing memiliki alasan untuk mengemukakan persepsi itu.

Politik di pandang sebagai suatu yang positif karena politik dapat memotivasi seseorang atau kelompok untuk berusaha mendapatkan apa yang di cita-citakan, politik juga dapat menjadikan seseorang atau kelompok lebih bisa mengamati keadaan sekitar, karena keadaan sekitar dapat menjadi obyek dalam berpolitik tersebut. Politik yang di pandang sebagai hal yang negatif karena di dalam politik terdapat usaha yang dilakukan secara tidak wajar, dalam artian tidak sedikit orang atau kelompok dalam usaha mencapai suatu tujuan yang di cita-citakan mengandung cara-cara yang tidak di perkenankan bahkan dengan tindakan melawan hukum. oleh sebab itu, tidak sedikit orang yang menganggap politik sebagai suatu yang negatif.

Namun pada dasarnya, kesadaran politik harus di tumbuhkan sejak dini, karena politik bagian dari kehidupan sehari-hari, politik juga di perlukan dalam penyelenggaraan negara, seperti pesta demokrasi atau pemilu, agar tidak di salah artikan maka politik harus di bentuk dan di jalankan secara baik.

Dalam kaitannya dengan mahasiswa dalam hal ini adalah politik kampus adalah, bahwa suatu hal yang lumrah jika mahasiswa di anggap sebagai insan akademisi yang memiliki intelektualitas yang tinggi sehingga di harapkan mampu menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Dengan kenyataan ini, dunia kampus pun tidak lepas dari ruang gerak politik berada. Contoh konkret dari politik kampus adalah dengan adanya PEMILWA (pemilihan mahasiswa), pada PEMILWA ini di pilih calon-calon pemimpin mahasiswa dari tingkat universitas hingga tingkat fakultas, pemimpin yang di pilih diantaranya adalah ketua dan wakil BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) tingkat universitas dan fakultas, anggota DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) tingakat universitas dan fakultas, dan ketua HIMA (Himpunan Mahasiswa) tingkat fakultas.

Dalam pesta demokrasi atau PEMILWA di kampus tidak jauh berbeda dengan Pemilu yang ada di negara, di dalamnya terdapat KPU, PANWASLU, dan dari pihak calon pun ada kampanye. Tidak ketinggalan pula debat dan penyampaian visi misi pun di adakan. Ini menggambarkan bagaimana hidupnya suasana politik di lingkungan kampus. Hal demikian sebenarnya adalah kegiatan yang positif guna pembelajaran bagi mahasiswa dalam berolitik.

Namun tidak dapat di pungkiri jika praktek-praktek kotor yang ada dalam politik yang dalam hal ini adalah Pemilu juga terdapat dalam lingkungan kampus, seperti adanya kampanye gelap, manipulasi surat suara, dan sebagainya. Hal demikian sebenarnya tidak perlu dilakukan oleh kalangan mahasiswa dalam berpolitik, toh jika di pikir lebih dalam ini baru pada tingkat kampus yang semuanya adalah mahasiswa, apalagi pada tingkat yang lebih atas lagi. Maka hal-hal demikian sangat-sangat tidak perlu dilakukan oleh kalangan akademisi yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang.

Pelajaran yang dapat di ambil dari adanya kegiatan politik di kampus adalah sebagai pembelajaran dan persiapan mahasiswa dalam berpolitik sebagai bekal mereka ketika harus terjun langsung di masyarakat dan berada pada lembaga politik tertentu, politik yang harus di bawa dari kampus ketika di masyarakat adalah politik yang baik, politik yang adil dan politik yang mensejahterakan semua pihak.